Wisata di Bukit Jamur

Tiga pemuda mengenakan pakaian merah. Bendera merah putih berada di gengaman. Mereka berupaya memanjat “jamur” raksasa setinggi 6 meter. Sulit payah mereka mendaki untuk berfoto selfi. Cekrek! Gelak tawa ditiru gerak gaya kece.

Saya menyunggingkan senyuman. Mencoba paham dengan mengubah sudut pandang aku yang “mungkin” salah. Sosok pemuda dengan berbangga menjunjung tinggi sang merah putih sebagai simbol mencintai negerinya. Disisi lainnya, mereka menginjak “jamur” yang wajib dijaga. Dengan kata lain merusak alam yang ada. Walaupun jamur jamur batu yang terwujud secara natural ini benar-benar curam dan juga bahaya untuk ditanjaki. Dapat berbahaya nyawa. Seakan tak memperdulikan hanya demi sebuah kata kekinian.

“Jamur” batu ini sesungguhnya yakni bebatuan keras sisa galian tambang yang dibolehkan saja sebab tak bisa ditambang. Imbas hujan dan panas terus menerus, bagian atas batu membentuk seperti payung atau kuncup jamur. Walaupun “badannya” membentuk bagaikan tebing vertikal lengkap dengan guratan, sehingga terlihat seperti batang Jamur. Secara keseluruhan terlihat seperti jamur yang baru kuncup.

Bebatuan mirip Jamur ini benar-benar banyak. Menghampar dilahan berwarna keputihan seluas 3 hektar. Dengan ketinggian berbeda beda, ada yang setinggi 2 meter sampai 7 meter. Dikelilingi rumput alang-alang. Menonjol semacam itu natural sampai orang menyebutnya sebagai Bukit Jamur.

Karena bagian dari lokasi tambang, Bukit Jamur yang berada di Bukit Kaliwot, Desa Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur tak dibuka tiap hari. Hanya dibuka hari Minggu saja atau saat hari libur. Sebetulnya bukit Jamur ini dibuka sejak tahun 2010. Tapi bukit Jamur mulai hit sejak diciptakan lokasi shooting acara My trip My Adventure. Jadilah pengunjung membludak sampai 5000 pengunjung per hari. Berdatangan terus mulai pagi sampai mentari karam.

Baca Juga :

Tips Dapat Tiket Pesawat Penerbangan Internasional Murah

Menghindari pengunjung yang menjamur, aku datang pagi hari. Awalnya aku curiga saat sampai di lokasi tambang. Sepi, tak terlihat kehidupan. Banyak percabangan jalan. Menonjol sepasang kekasih naik motor. Pelukan erat sampe ‘terlihat’ nggak bisa nafas. Mesra lagi. Saya yang datang sendirian hanya bisa menelen ludah *glek. Apa aku salah tempat (kesasar) atau telah jadi tempat mesum? Pikiran aku diselimuti hal-hal yang negatif.

Saya ikutin saja pasangan yang pelukan erat kayak ditempeli lem. Ngapain juga ngikutin mereka? siapa tahu dpt adegan “mengasyikan” tidak dipungut bayaran. hehehe. Terbukti bener, aku kesasar diantara pertambangan batu yang luas ini. Sementara pasangan mesra tadi telah tak terlihat batang hidungnya. Celingukan sana sini, akibatnya aku balik arah.

Tidak lama kemudian, ada motor membunyikan klakson dari belakang “tin,tin”. Eh, rupanya dua sejoli tadi. Mereka senyum senyum ke aku sambil berucap “Salah arah mbak, bukit jamurnya disana”. Oh, ke bukit Jamur juga toh, kirain!. Terpaksa aku ikutin mereka lagi. Walhasil mereka berhenti ditempat parkir. Dan dari tempat parkir terlihat hamparan lahan dipenuhi Jamur. “Mungkin” pasangan ini lagi cari lokasi pre wedding. Karena memang Bukit Jamur yang memesona ini tak jarang diciptakan lokasi Pre Wedding.

By admin